Kamis, 05 Juli 2012

“Pengaruh Upwelling dan Sinking Terhadap Biota Laut”


“Pengaruh Upwelling dan Sinking Terhadap Biota Laut”
(By Syahbani)

(Abstrak)
Di era sekarang bayak ilmuan yang melakukan penelitian pada laut karena laut merupakan satu potensi yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan juga sumber ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang kelautan yang di kenal dengan ilmu Oceanografi maka dalam ilmu tersebut semua aspek atau fenomena yang terjadi di laut menjadi perhatian para ilmuan tersebut. Karena dengan adanya penelitian dan pengamatan manusia bisa mengoptimalkan sumberdaya tersebut. Salah satunya mengenai arus dan gelombang laut yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas para nelayan dalam menangkap ikan di laut. Mengenai fenomena tersebut disini penulis akan membahas khusus mengenai arus laut yang dipengaruhi oleh tenaga angin yang dikenal dengan istilah upwelling dan sinking yang berpengaruh terhadap Biota laut itu sendiri karena biota laut merupakan bagian dari sumber mata pencaharian manusia. Adapun beberapa abstraksi yang akan menjadi sumber acuan adalah;
Ø  Arus laut merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus (Gross,1990).
Ø  Upwelling merupakan fenomena arus laut yang vertical sebagai akibat dari tiupan angin yang sejajar dengan garis pantai sehingga membuat pergerakan arus atau mengangkut masa air dari dasar ke permukaan. (Sahala Hutabarat, 1985: 93).
Ø  Sinking adalah fenomena arus laut sebagai akibat dari tiupan angin yang sejajar dengan pantai tetapi arah rata-rata aliran arus laut yang ditimbulkan mengarah ke daratan dan aliran masa air diarahkan kebawah ketika mereka mencapai garis pantai atau suatu proses yang mengangkut gerakan air yang tenggelam kearah bawah di perairan pantai.
Ø  Biota laut adalah semua makhluk hidup yang ada di laut baik hewan, tumbuhan atau karang.


Laut merupakan bagian dari kehidupan karena laut adalah sesuatu yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian sebahagian dari manusia yang di dalamnya banyak terdapat potensi-potensi yang bisa dijadikan sebagai nilai ekonomi. Seiring dengan perjalanan waktu, mulai dari abad SM sampai sekarang banyak hal yang dialami manusia yang merupakan bagian dari pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup itulah yang menjadi sebuah pelajaran dan penelitian dari waktu kewaktu yang sekarang kita kenal dengan istilah ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dipercaya pada masa sekarang bahwa ilmu itu berasal dari dua sumber yaitu dari pengalaman hidup manusia itu sendiri dan dari wahyu sebagai kepercayaan bagi makluk yang beragama. Sebagai contoh, dalam agama islam jauh sebelum abad sekarang Al-quran telah diturunkan kepada umat nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan selama hidup di dunia.
Mengenai ilmu yang berasal dari wahyu kita bisa melihat salah satu dari ayat Al-quran yang menjelaskan mengenai suatu potensi yang bisa di manfaatkan oleh manusia dari laut yaitu terdapat dalam (Q.S Al -maa’idah.5;96)
@Ïmé& öNä3s9 ßø|¹ ̍óst7ø9$# ¼çmãB$yèsÛur $Yè»tFtB öNä3©9 Íou$§¡¡=Ï9ur ( 
96. Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan.
            Dalam ayat diatas jelas bahwa dalam lautan itu terdapat sumber makanan bagi kehidupan manusia. Sebagai alat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan, wajib kita syukuri bahwa tuhan telah memberikan dunia sebagai fasilitas bagi kehidupan kita, oleh sebab itu tugas kita sebagai manusia adalah menjaga dan selalu melakukan upaya konservasi terhadap lingkungan agar satu sama lain selalu memberi dari berbagai sisi. Karena alam merupakan lingkungan yang harus di jaga maka kita harus melakukan perbaikan terhadap alam tersebut salah satunya dengan cara mengamati dan mengambil pelajaran dari fenomena yang ada.
            Di laut banyak halyang bisa kita peroleh, dari segi perikanan sebagai bagian dari biota laut maka kita harus mengetahui bagaimana sirkulasi yang terjadi dalam laut. Apa dan bagaimana biota itu tetap bertahan, maka kita harus mengamati pergerakan dari kehidupannya. Dengan begitu kita akan mengetahui bagaimana cara untuk tetap selalu menjaga kelestariannya. Salah satu caranya adalah kita mempelajari kaitan dan hubungan yang terdapat dalam kehidupan biota laut itu sendiri. Agar lebih mendalam maka kita akan membahasnya satu persatu terhadap apa yang berpengaruh terhadap lingkungannya, khususnya adalah “Pengaruh Upwelling dan Sinking Terhadap Biota Laut.”
Upwelling dan Pengaruhnya Terhadap Biota Laut
Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa upwelling itu merupakan arus laut yang terjadi sebagai akibat dari tiupan angin yang sejajar dengan garis pantai sehingga membuat pergerakan arus atau mengangkut masa air dari dasar ke permukaan.
 
Gambar b.1(proses upwelling)[1]
Dari gambar diatas terlihat bahwa proses terjadinya upwelling sebagai akibat dari pergerakan angin yang sejajar dengan garis pantai sehingga mempengaruhi keadaan arus permukaan, dimana arus permukaan didorong ketengah laut yang mengakibatkat arus bawah atau dasar bergerak menuju garis pantai sehingga seolah-olah arus bawah naik ke permukaan dan setelah mencapa garis pantai  berubah menjadi arus permukaan dan menuju ke tengah laut.
Perlu diketahui bahwa upwelling terjadi sebagai akibat dari pergerakan angin. Biasanya angin yang bergerak menuju atau sejajar dengan garis pantai adalah angin yang berhembus akibat dari pergerakan angin musiman sebagai pengaruh oleh rotasi bumi (putaran bumi pada porosnya). Dan pergerakan angin yang akan mempengaruhi terjadinya upwelling adalah angin yang berhembus dari bumi belahan selatan yang sejajar dengan garis pantai dan menuju garis equator. Peruses Fenomena upwelling ini terjadi seperti pada gambar b.1 diatas, dimana arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.
Upwelling adalah fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah fenoma atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal ini adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali lebih kecil dari arus horizontal. Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan suhu menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal.  Laut juga terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin meningkat seiring pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air vertikal akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan kedalaman tertentu.
Setelah kita memahami bahwa upwelling itu akan mempengaruhi pergerakan arus bawah menuju tepi pesisir dan menjadi arus permukaan otomatis keadaan ini akan mempengaruhi keadaan dan kondisi pada biota laut itu sendiri. Pada proses upwelling,  suatu proses massa air akan didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan. Artinya adalah fenomena upwelling ini akan mempengaruhi rantai makanan biota laut. Lihat gambar .2
Gambar 2 (pengaruh upwelling pada biota laut)[2]
Dari gambar diatas dapat diamati bahwa salah satu tipe upwelling yaitu Coastal upwelling adalah tipe yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas manusia dan memberikan banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia, seperti ikan pelagis kecil (sardines, anchovies, dll). Laut dalam kaya akan nutrien termasuk nitrate and phosphate, yang merupakan hasil dari dekomposisi materi organik (dead/detrital plankton) dari permukaan laut. Ketika nutrien sampai ke permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton, beserta CO2 terlarut dan dan energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis. Daerah Upwelling memiliki produktivitas yang tinggi dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini berkaitan dengan rantai makanan, karena fitoplankton berada pada level dasar pada rantai makanan di laut. Adapun rantai makanan di laut adalah sebagai berikut : Phytoplankton->Zooplankton -> Predatory zooplankton -> Filter feeders -> Predatory fish.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa upwelling sangat berpengaruh terhadap biota laut karena zona upwelling  merupakan kunci sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies kunci dalam zona upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan coastal upwelling adalah efek Coriolis yang didorong oleh wind-driven yang cenderung diarahkan ke sebelah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan. Adapun beberapa Negara yang terdapat zona upwelling adalah pantai Peru, Chile, Laut arab, western South Africa, eastern New Zealand, southeastern Brazil dan pantai California.
Sinking atau Downwelling dan Pengaruhnya Terhadap Biota Laut
Fenomena sinking atau downwelling merupakan kebalikan dari fenomena upwelling, karena proses terjadinya sinking adalah sebagai akibat dari hembusan angin dari belahan bumi utara menuju selatan yang searah dengan garis pantai sehingga hembusan angin tersebut mengakibatkan arus luar mengarah kedaratan dan permukaan arus daratan akan mengalir atau masuk ke bawah ketika arus yang dihembuskan oleh angin dari utara mencapai garis pesisir. Fenomena ini bisa dilihat pada gambar b.3
Gambar b.3 (proses Sinking/Downwelling)[3]
Dari gambar diatas telah kita ketahui bahwa sinking merupakan kebalikan dari upwelling yang dipengaruhi oleh hembusan angin belahan utara menuju selatan. Itu artinya pada wilayah sinking sangat sedikit ditemui kehidupan biota laut karena arus permukaan akan berbalik menjadi arus dalam dan menuju pada zona abisal. Artinya adalah phytoplankton yang menjadi kunci rantai makanan biota laut dibawa menuju zona bathial sehingga memutuskan keadaan rantai makanan biota laut itu sendiri.
Kesimpulannya adalah fenomena sinking adalah fenomena yang terjadi akibat hembusan angin dari utara menuju selatan yang mengakibatkan arus permukaan masuk atau menuju ke dalam laut sehingga akan mempengaruhi penurunan biota pada laut itu sendri.
*) Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK, UIN JAKARTA, angkatan 2010.

Kutipan Pustaka
*      Pond, S dan G.L Pickard, Introductory dynamical Oceanography, (New York: Pergamon Pres Second, 1983).
*      Gross,M.G, Oceanography, (Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall, 1990).
*      Hutabarat, S dan M.E. Stewart, Pengantar Oseanografi, (Jakarta: UI-Press, 1985).
*      http://www.iupui.edu/~g115/assets/mod10/updownwell_lg.jpg/30-6-2012/4;45wib.


[1] Gambar diambil dari: http://my.opera.com/nielsol/blog/2009/03/27/hydrogen-sulphide-eruptions-off-the-coast-of-namibia/30-6-2012/4;41wib.
[2] Gambar dikutip dari: http://www.google.co.id/imgres?q=upwelling/30-6-2012/4;43wib.
[3] Gambar dikutip dari: http://www.iupui.edu/~g115/assets/mod10/updownwell_lg.jpg/30-6-2012/4;45wib.

2 komentar: